Platipus adalah fosil hidup yang masih satu keluarga dengan ekidna. Platipus dianggap aneh karena menghabiskan sebagian besar waktunya di air.
2. Ekidna dari 48-19 juta tahun yang lalu
Sama seperti platipus, ekidna atau babi duri adalah mamalia bertelur. Bisa dikatakan hewan ini adalah fosil hidup yang dipercaya sebagai mata rantai antara reptil dan mamalia.
3. Solenodon dari 76 juta tahun yang lalu
Solenodon adalah mamalia yang punya karakteristik seperti mamalia paling awal yang pernah ada. Mamalia ini berbisa, nokturnal, dan biasa bersembunyi di tanah.
4. Hiu goblin dari 120 juta tahun yang lalu
Hiu goblin jadi salah satu hewan paling menakutkan di bumi. Meski begitu, hanya penampilannya saja kok yang berbahaya. Hiu goblin gak berbahaya bagi manusia.
5. Semut dari mars dari 120 juta tahun yang lalu
Hanya namanya saja yang “mars”. Hewan ini diyakini ada dari 120 juta yang lalu. Uniknya, semut dari mars ini baru ditemukan sampai tahun 2000. Semut ini bisa ditemu di Hutan Hujan Amazon, Brazil
Hewan endemik dari Indonesia ini termasuk primata dengan ukuran tubuh yang sedang. Orang utan memiliki lengan yang panjang dan bulu cokelat kemerahan. Hewan yang paling dilindungi di Indonesia ini hanya bisa ditemukan di hutan tropis Kalimantan dan Sumatera.
Satwa yang satu ini sangat dilindungi karena kondisi populasinya amat memprihatinkan. Hewan ini sering menjadi sasaran perburuan liar untuk dijual menjadi hewan peliharaan, diambil dagingnya, atau hanya karena memasuki perkebunan warga. Meskipun belum termasuk hewan yang nyaris punah, orang utan wajib dilindungi karena hewan ini hanya bisa ditemukan di Indonesia dan Malaysia.
2. Komodo
Indonesia patut berbangga karena selain orang utan ada juga hewan endemik lain yang hanya ada di Indonesia, yaitu Komodo. Salah satu kadal terbesar didunia ini dipercaya sudah hidup sejak zaman dinosaurus. Komodo memiliki panjang sekitar 2-3 meter dengan bobot 100 kg. Kaki hewan ini ada empat buah dan mulutnya terus menerus mengeluarkan lidah.
3.Badak Bercula Satu
Badak bercula satu juga dikenal sebagai Badak Jawa. Satwa ini tidak terbatas hidup di Indonesia saja, melainkan populasinya juga tersebar di Asia Tenggara, India, dan Tiongkok. Hanya saja badak bercula satu sangat dilindungi di Indonesia karena populasinya di tanah air sangat memprihatinkan.
Di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten, jumlah badak bercula satu hanya tersisa beberapa ekor saja. Selain karena bencana alam dan penyakit, jumlah Badak Jawa yang semakin sedikit ini disebabkan karena perburuan. Pemburu hanya membunuh badak untuk mengambil culanya saja. Pasalnya, cula badak dapat dijual dengan harga yang sangat mahal.
4. Anoa
Hewan endemik Sulawesi ini sudah masuk dalam daftar hewan yang paling dilindungi di Indonesia sejak tahun 2000-an. Anoa yang sekilas nampak seperti kerbau kerdil ini jumlahnya hanya kurang dari 5.000 ekor saja di Indonesia.
Sebagai hewan yang langka, satwa ini memang sangat menarik bagi para pemburu. Mereka memanfaatkan daging, tanduk, dan kulit anoa untuk dijual kembali. Hewan yang juga menjadi maskot Sulawesi Tenggara ini juga dilindungi dalam penangkaran Taman Nasional Lore Lindu di Sulawesi
5. Elang Jawa
Predator udara yang satu ini dianggap sebagai maskot hewan langka di Indonesia. Jika diperhatikan, penampilan Elang Jawa ini memang mirip dengan burung yang menjadi lambang negara kita, yaitu Garuda. Sesuai dengan namanya, habitat asli hewan ini memang tersebar di Pulau Jawa.
Kerang yang hidup di Teluk Pasifik dan tinggal di bebatuan ini sering juga disebut dengan kerang dara. Merupakan kerang paling mudah didapatkan di pasaran jika anda ingin membelinya. Dagingnya yang berwarna oranye dan abu berlindung di sebuah cangkang berwarna putih kecoklatan dan bergaris-garis.
Untuk penderita darah rendah, kerang ini sangat cocok dikonsumsi karena banyak mengandung zat besi yang berfungsi membentuk kembali sel-sel darah merah yang hilang. Kandungan zat besinya juga terasa di dalam cita rasanya yang khas, namun tetap gurih di lidah.
Mengolahnya pun sangat mudah. Cukup direbus dan sajikan terpisah dengan saus kacang atau saus cabai, kerang dara pun siap disantap. Jika ingin rasa yang lebih menantang, kerang dara dapat ditumis dengan irisan cabai yang banyak dan bumbu seperti jahe, lengkuas, salam, serai, dan bawang putih, untuk menambah aroma tumisan kerang ini.
2. Kerang Hijau
Dari namanya saja kita pasti sudah tahu kerang hijau memiliki cangkang berwarna hijau, dengan bentuk pipih dan panjang, serta cangkangnya halus tidak bergaris. Kerang ini memiliki penyebutan berbeda, misalnya di Jakarta disebut kerang kijing, di Riau dikenal sebagai kemudi kapal dan di Banten disebut kedaung.
3. Kerang Bambu
Ini dia kerang kesukaan saya, kerang yang bentuknya agak berbeda dari kerang lainnya. Seperti namanya, kerang ini memiliki cangkang persis bambu, panjangnya sekitar se-ibu jari orang dewasa, dan dagingnya berwarna putih seperti daging udang yang telah dikupas. Ia banyak didapati di perairan Madura dan dikenal dengan nama Lorjuk.
Rasa daging kerang ini sangat gurih dan ada semburat rasa manis persis seperti udang segar. Selain diolah menjadi masakan seperti kerang bumbu tauco pedas, daging kerang bambu juga dapat dibuat menjadi kaldu atau diolah menjadi bahan campuran rengginang dan petis.
Anda juga bisa membuat kaldu dari kerang ini. Cukup rebus kerang saja tanpa campuran air, karena dagingnya sudah banyak mengandung air. Tunggu hingga airnya keluar dan dapat digunakan sebagai kaldu. Simpan dalam tempat yang tertutup rapat dan simpan di kulkas untuk dipakai beberapa kali, atau simpan di freezer untuk pemakaian yang lebih lama.
4. Kerang Tiram
Kerang tiram memiliki cangkang yang cenderung pipih dan berkapur, juga keras seperti batu karang. Meskipun ia rendah energi, namun memiliki keunggulan lain yakni mengandung kalsium, vitamin A dan vitamin B12 yang tinggi. Bahkan banyak orang pesisir yang mempercayai kerang ini lebih baik dimakan mentah agar kandungan gizinya tidak hilang.
Tiram sangat dikenal sebagai bahan saus untuk bumbu penyedap masakan yakni saus tiram. Jika ingin memasak dagingnya secara utuh (tanpa cangkang), anda bisa membuat cah kangkung kerang tiram. Tentunya anda tidak perlu lagi mencampurkan saus tiram ke dalam tumisan kangkung, karena sudah dicampur dengan daging aslinya. Ssst..saya sering lho memasak resep ini dan keluarga sangat menyukainya.
5. Kerang Bulu
Kerang bulu hampir mirip dengan kerang dara, cangkangnya bergaris dan berbentuk cembung melebar, namun memiliki bulu-bulu hitam kecil. Tak perlu khawatir dengan bulu yang menempel, karena kerang ini aman untuk dikonsumsi. Asal dibersihkan dengan maksimal hingga bersih.
Agar kotoran yang menempel dalam bulu-bulu halusnya dapat terbuang sempurna, anda bisa merebusnya dua kali dengan air rebusan yang berbeda. Ohya, rebuslah utuh bersama cangkangnya, ya. Jika direbus, cangkangnya akan terbuka dan membuat daging kerang lebih mudah diambil ketika sudah matang.
Kebanyakan orang-orang mengolahnya menjadi sup kerang yang dapat disajikan bagi anak-anak. Tapi jangan lupa campurkan irisan jahe untuk membuang bau amisnya. Kerang bulu juga bisa dibuat menjadi gulai kerang jika ingin menikmatinya dengan rasa pedas.